Jakarta –
Direktur Utama PT Asabri (Persero), Wahyu Suparyono buka-bukaan keadaan keuangan atau ekuitas perusahaan yang masih negatif. Ia menyebut ekuitas perusahaan selama 2023 negatif Rp 1,069 triliun.
“Jadi ekuitas negatif disebabkan oleh penurunan nilai aset investasi, peningkatan beban cadangan, beban klaim, maupun besar dari premi,” kata beliau dalam rapat dengar pertimbangan dengan Komisi VI dewan perwakilan rakyat RI, Jakarta Pusat, Rabu (10/7/2024). 
Menurutnya, keadaan keuangan perusahaan sudah berangsur membaik dibandingkan tiga tahun yang lalu. Wahyu menyebut keadaan keuangan yang negatif pada 2020 meraih Rp 13,30 triliun.
“Perubahan ekuitas 2020 yang signifikan yakni adanya UPSL (Unfunded Past Service Liability) yang diterima 2021, dan juga baru-baru ini UPSL tahun 2022-2023 lantaran ada kemajuan bunga aktuaria yang ditetapkan Menteri Keuangan,” terperinci dia.
| Baca juga: Erick Thohir Tunjuk Mantan Penyidik Kasus Munir Makara Komisaris Asabri |
Kemudian penurunan nilai aset perusahaan terjadi lantaran ada aset yang tidak produktif yang jumlahnya nyaris 71%. Menurutnya itulah yang menghasilkan tidak sanggup menutup selisih antara pengeluaran premi dengan pendapatan premi.
Selain itu, keuangan yang negatif juga disebabkan oleh rasio klaim yang sudah terlampau tinggi. Ia menyebutkan, adapun defisit pembayaran klaim pada 2017 sampai 2024 diperkirakan Rp 1,74 triliun.
“Kemudian total defisit klaim dan pembayaran premi tahun 2025-2034 diperkirakan akan meraih Rp 4,19 triliun. Defisit ini dipenuhi dari hasil investasi dan pelepasan aset investasi. Artinya, aset investasi yang sanggup kita jual. Hasil investasi dipergunakan juga untuk mengeluarkan duit ongkos operasional penyelenggaraan aktivitas THT,” pungkasnya.
