
Jakarta –
Akses pembiayaan kepada jerih payah mikro kecil dan menengah (UMKM) yang digawangi oleh wanita disebut masih belum terlalu lancar. Karena itu diperlukan cara buat mendorong biar penyaluran pembiayaan selalu meningkat.
Saat ini pemerintah berkomitmen selaku negara kedua di dunia yang menjalankan Women Entrepreneurs (WE) Finance Code. Tujuan penting dari WE Finance Code yakni bagi menutup kesenjangan terusan pembiayaan yang dialami wanita pengusaha, utamanya UMKM Perempuan, yang terjadi di semua dunia.
Dalam mengimplementasikan WE Finance Code, Indonesia disokong oleh Asian Development Bank (ADB) dan Islamic Development Bank (IsDB) bagi bikin serangkaian persyaratan dan ekspektasi yg serupa mengenai bagaimana mendukung jerih payah yg dimiliki atau dipimpin oleh wanita guna meningkatkan terusan pembiayaan untuk mereka.
Beberapa output yg diperlukan dari implementasi WE Finance Code di Indonesia, yakni pertama disepakati dan ditetapkannya definisi women entrepreneurs atau wanita pengusaha. Penetapan definisi yang disepakati bareng ini mulai menjadi langka permulaan dan menyatukan langkah bareng ke depan secara integratif. Dalam waktu dekat, definisi tersebut akan diintegrasikan ke dalam Peraturan Kepala Negara yang sedang disiapkan oleh Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Kedua, dikembangkannya dan dimanfaatkannya sex disagregated data (SDD) khususnya untuk para penyusun kebijakan dan program, baik instansi pemerintah, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, serta Lembaga Jasa Keuangan dan Asosiasi. Ketersediaan SDD sungguh utama bagi mengenali kemajuan dan sekaligus menyatukan langkah bersama. Seluruh pemangku kepentingan sanggup menjalankan penyempurnaan atas kebijakan dan programnya guna mempercepat turunnya kesenjangan atas terusan pembiayaan yang dialami UMKM Perempuan.
Baca juga: Menteri UMKM Gandeng KPPU Wujudkan Kemitraan Usaha Besar dengan UMKM |
Kedua output tersebut diperlukan sanggup mendorong terwujudnya output ketiga, yakni mendorong para penanam modal untuk mendukung proses pelaksanaan WE Finance Code di Indonesia lewat aksi-aksi kasatmata untuk menutup kesenjangan atas terusan pembiayaan yang dialami UMKM Perempuan.
Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan Kementerian Keuangan Adi Budiarso menyodorkan potensi wanita yang meraih nyaris separuh dari jumlah penduduk Indonesia sungguh besar.
“Partisipasi wanita pebisnis yg memiliki atau memimpin UMKM kepada perekonomian sungguh signifikan dan potensial menjadi makin besar dengan pemberian sumbangan dan pendampingan yang tepat, salah satunya lewat WE Finance Code,” kata beliau dalam informasi tertulis, dikutip Rabu (18/12/2024).
Selanjutnya, di tingkat global ditekankan oleh Wendy Teleki selaku Head of the Women Entrepreneurs Finance Initiative (WE-Fi) Secretariat bahwa WE Finance Code memiliki tiga pilar kunci, yakni kepemimpinan, data, dan aksi. Teleki menyodorkan apresiasi atas upaya Indonesia, serta optimis Indonesia sanggup menjadi versi global dalam menutup kesenjangan pembiayaan bagi wanita pebisnis lewat inovasi dan agresi kolektif dari pelaku jerih payah jasa keuangan konvensional dan syariah. Indonesia ialah salah satu penggerak dengan adanya peluncuran WE Finance Code ini yang diperlukan mampu menampilkan pengaruh yang signifikan setelah penandatanganan komitmen.
Selanjutnya Amer Bukvic selaku Indonesia Country Director Islamic Development Bank (IsDB) menekankan tugas penting Indonesia dan kerja sama bareng IsDB dan ADB dalam mendorong inklusi keuangan wanita lewat WE Finance Code.
Dukungan ini meliputi kepemimpinan, pengumpulan data, kebijakan progresif, dan mobilisasi sumber daya untuk mempekerjakan UMKM perempuan. Bukvic juga menyampaikan, bahwa ke depan IsDB dan ADB akan terus berafiliasi buat mendorong banyak forum lain menandatangani WE Finance Code, dan menyebarkan kapasitas wanita pebisnis lewat sumbangan teknis biar lebih banyak lagi pengaruh ekonomi yang diraih.
Untuk pemberdayaan wanita kalangan subsisten, BI menitikberatkan penguatan kapasitas usaha, penguatan literasi dan terusan keuangan, serta pemberdayaan ekonomi untuk kalangan wanita yang punya jerih payah rintisan, sehingga kalangan sasaran menjadi berdikari dan menjadi wanita pebisnis yang berkelanjutan. Dengan WE Finance Code ini, diperlukan akan dapat menampilkan masukan kebijakan yg lebih efektif mengenai pengembangan wanita pebisnis biar dapat berkontribusi bagi perekonomian keluarga dan nasional.
Siti Azizah Deputi Kewirausahaan Kementerian UMKM menyodorkan bahwa terusan keuangan tetap menjadi tantangan UMKM Perempuan. Kementerian UMKM telah meluncurkan program-program unggulan untuk terusan pembiayaan dan pendampingan untuk UMKM Perempuan. Komitmen pelaku jerih payah sektor keuangan kepada WE Finance Code diperlukan sanggup bikin pembiayaan yg lebih inklusif.
Dalam sambutan penutup, Keiko Nowacka yg mewakili Asian Development Bank (ADB), menyodorkan terima kasih atas partisipasi para forum keuangan dan perkumpulan dalam pernyataan akad WE Finance Code; dan Asian Development Bank dan Islamic Development Bank selalu berkomitmen dalam mengembangkan UMKM Perempuan di Indonesia.
umkm perempuanwomen entrepreneurs finance codepembiayaan inklusif